Kamis, 29 November 2012

PRINSIP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

Dalam membantu perkembangan kognitif anak usia dini seharusnya dilakukan dengan memegang beberapa prinsip agar dalam pelaksanaannya tidak justru menghambat perkembangannya. Berikut ini beberapa prinsip yang dapat digunakan mendukung perkembangan kognitif anak:
1. Memberikan banyak kesempatan.
Sebaiknya anak diberi banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu yang ia. Contoh: jika anak ingin menhitung uang ibunya sebaiknya jangan dilarang tetapi didampingi.
2. Membantu anak memahami informasi yang diterima
Pada masa perkembangan kognitifnya rasa ingin tahu anak biasanya cukup besar. Oleh karena itu guru/orang tua harus menjelaskan apa yang ditanyakan anak dengan benar dan proposional. Contoh: Ketika anak bertanya tentang kenapa pesawat bisa terbang, guru/orang tua menjelaskannya sesuai dengan tingkat pemahaman anak.
3. Katakan pada anak apa yang terjadi
Biasanya apabila ada kejadian sesuatu anak ingin bertanya. Atau bahkan jika ada perubahan perilaku pada ibunya anak juga suka bertanya. Dalam hal ini anak harus mendapat penjelasan bukan menutup-nutupi. Contoh: saat ibunya mengalami perubahan perilaku seperti murung karena sedang sedih anak biasanya bertanya mengapa. Meskipun belum saatnya anak memahami persoalan orang dewasa tetapi anak perlu diberi tahu dengan bahasa yang mudah dipahami. Jangan sampai ada ketidakterbukaan antara anak dan ibu. Karena hal tersebut akan menimbulkan rasa tidak percaya.
4. Berikan contoh yang baik
Untuk mendukung perkembangan anak, terutama dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan orang dewasa harus memberikan teladan sehingga anak dapat menerima dengan baik tanpa ada keraguan. Contoh; ketika guru/orang tua mengajarkan kepada anak untuk selalu mengucap bismillah saat memulai pekerjaan, maka guru/orang tua harus sudah memiliki kebiasaan untuk mengucapkan bismilah saat memulai pekerjaan.
5. Bantulah anak untuk mengingat sesuatu
Biasanya anak sulit mengingat sesuatu, padahal sesuatu itu sangat bermanfaat bagi perkembangannya dan bagi masa depan anak. Oleh karena itu guru seharunya berkreasi untuk membuat sesuatu itu mudah diingat oleh anak. Contoh: untuk menghafal nama bagian-bagian tubuh, guru mengajarkannya dalam bentuk nyanyian (dua mata saya, hidung saya satu…dst). Atau dalam mengajarkan adab dalam beraktivitas (sebelum makan baca bismillah, sesudah makaan alhamdulillah…dst).
6. Memberikan Motivasi
Anak terkadang kehilangan motivasi setelah gagal melakukan sesuatu. Guru seharusnya memberikan motivasi agar siswa tidak merasa kecil hati. Contoh: guru memberikan perhatian labih dan anak diberi pengertian bahwa kegagalannya merupakan awal dari keberhasilan.
7. Memberikan Permainan
Dunia anak adalah dunia bermain. Permainan adalah satu-satunya aktivitas dalam hidupnya. Oleh karena itu dalam mendukung perkembangan kognitif anak guru harus menggunakan pendekatan permainan. Contoh: anak diberi permainan puzzle.
8. Biarkan anak bereksplorasi
Anak kadang suka bereksplorasi melakukan hal-hal yang aneh dan keinginannya kadang tidak sesuai nalar orang dewasa. Meskipun demikian sebaiknya anak tidak boleh dilarang namun tetap pengawasan. Contoh: anak suka memencet semua tombol di televisi atau bahkan memukul-mukulnya. Hal ini ia lakukan untuk mencari tahu respon televisi atas tindakannya itu. Orang dewasa harus melakukan pendampingan dan memberikan penjelasan sesuai dengan daya tangkap siswa dan sesuai dengan bahasa yang dapat dipahami oleh anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar