Selasa, 04 Oktober 2011

Cinta dan Kebencian

Tenaga apakah yang menggerakkan kehidupan?. Cinta dan kebencian. Kedua-dua itulah yang mewarnai sejarah hidup manusia menjadi putih atau hitam. Karena cinta, Adam dan Hawa bersatu. Karena cinta, Taj Mahal di India terbina. Dan banyak lagi bukti di dalam dunia nyata ini betapa agungnya cinta itu.
Berawal dari cinta, cerita kehidupan diputar. Tapi sayang, sejak awal mula kisah sejarah manusia ini, cinta telah dikotori oleh kebencian. Kebencianlah yang menyebabkan Qabil membunuh Habil, sebuah tragedi paling tragis untuk pertama kalinya dalam sejarah kemanusiaan. Pembunuhan manusia oleh manusia. Ya, cinta dan kebencian pulalah yang saat ini kita saksikan meramaikan drama kehidupan. Dunia ini dipenuhi dengan kisah cinta yang begitu mempesona, juga kisah kebencian yang sangat memilukan.
Cinta membuat dunia menjadi kelihatan 'hidup', damai, sejuk, indah, penuh pesona. Sebaliknya kebencian menjadikan dunia ini nampak membujur kaku seperti mayat, seperti perkuburan. Aromanya menyengat tak ubahnya bangkai. Bunga-bunga menjadi layu. Setiap mata menatap penuh kekosongan, kesedihan dan kepiluan.
Cinta menawarkan titis-titis air yang sungguh menyejukkan. Setiap titisannya menghidupkan jiwa yang gersang. Tiap titisannya adalah syurga. Kebencian menyebarkan aroma darah, menitiskan air mata. Tiap titisnya membuat jiwa menjadi gersang. Tiap titisnya adalah api, membakar kehidupan. Panas yang luar biasa. Cinta menggerakkan kebaikan. Kebencian memunculkan kejahatan. Sejarah kebaikan adalah sejarah cinta. Sejarah kejahatan adalah sejarah kebencian. Maka tebarkanlah cinta di segenap penjuru dunia. Berjalanlah dengan cinta. Siramlah setiap relung jiwa yang hampa dengan cinta, niscaya ia menjadi hidup dan penuh pesona.
Insting cinta itu baik. Karena manusia yang memiliki insting ini akan mempunyai sikap positif dengan membawa kepada sikap peduli dan saling memberikan kasih sayang. Ini mengandaikan adanya kepedulian terhadap hidup orang lain, keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan orang lain.
Namun insting cinta juga membawa sekaligus insting kebencian apabila sikap cinta dan kasihnya terhadap orang lain disertai dengan niat memiliki kepada yang dicintainya itu. Dengan itikad ingin memiliki itu, maka terjadilah penguasaan, kediktatoran dan penjajahan dari si pencinta kepada yang dicintai.
Dalam surat kabar tidak jarang kita dengar seorang suami yang tega membunuh istrinya sendiri karena cemburu. Sang suami pada awalnya sangat mencintai istrinya, tetapi karena keinginan menguasainya sangat besar maka berkobarlah rasa benci dengan cara membunuhnya. Rasa cinta yang begitu dalam telah berganti menjadi rasa benci.
Ada juga sekolah yang ingin menjadi sekolah terbaik dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Maka demi ambisinya itu, pemimpin sekolah dan para guru berubah menjadi diktator atas murid-muridnya. Dijalankan disiplin yang keras dan berangsur paksaan untuk belajar di luar kewajaran. Hari-hari murid, di sekolah atau dirumah, harus diisi dengan belajar dan belajar. Murid-murid dijadikan korban atas ambisi dan cita-cita sekolah.
Kita mencintai seseorang bukan demi kepentingan semata-mata, tetapi demi yang kita cintai agar tumbuh dan berkembang mencapai kebahagiaanya sendiri. Dengan menolong orang lain, kita menjadi seorang penolong. Dengan memberi kepada orang lain, kita akan tumbuh menjadi seorang pemberi. Dengan melakukan kebaikan terhadap orang lain, diri kita akan tumbuh menjadi orang baik.
Mencintai, menolong, membantu, berbuat baik kepada orang lain bisa berubah menjadi tindakan diktator dan berakhir dengan jatuhnya korban percintaan, kalau kondisi dan keperluan yang kita cintai tidak di perhitungkan. Mencintai orang lain, berbuat baik untuk orang lain, ternyata tidak semudah yang kita duga. Mencintai dan berbuat baik itu bukan sekedar niat dan tindakan, tetapi juga dengan pengenalan, pengetahuan, pengorbanan, strategi terhadap yang kita cintai dan yang paling utama adalah keikhlasan mencintai tanpa ada mempunyai rasa ingin memiliki terhadap sesuatu yang kita cintai itu. Kalau tidak demikian, maka cinta bisa menjadi malapetaka bagi yang kita cintai itu.
Sumber : Bakri, syaiful. Tentang Cinta

posisi Organisasi Kemahasiswaan


Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat kampus tidak bisa lepas dari kehidupan organisasi. Dengan adanya organisasi kemahasiswaan, mahasiswa dapat menyalurkan aspirasi yang menjadi kebutuhan mahasiswa itu sendiri. Organisasi kemahasiswaan di kampus kita (Baca: STKIP Islam Bumiayu) seperti DM, MPM dan UKM hendaknya mampu menunjukan kewibawaanya sebagai organisasi yang mengusung kedaulatan mahasiswa. Organisasi tersebutlah yang sekarang menjadi harapan ratusan mahasiswa di kampus kita.
Mahasiswa, baik yang organisatoris ataupun yang bukan, perlu memahami posisi organisasi kemahasiswaan di lingkungan kampus agar organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan fungsinya sehingga semakin dapat dirasakan manfaatnya oleh mahasiswa itu sendiri. Organisasi mahasiswa mempunyai banyak fungsi, di antaranya ialah sebagai sarana pengembangan potensi diri dan sebagai wahana belajar mengelola organisasi dengan prinsip good governance, yaitu akuntabilitas, transparan, kesetaraan dan tertib hukum.
Organisasi kemahasiswaan merupakan bagian dari sistem kampus, tetapi secara struktural tidaklah berada di bawah pimpinan perguruan tinggi. Dengan kata lain, tidak ada pola hubungan superordinat-subordinat atau subyek-obyek. Organisasi kemahasiswaan memiliki otoritas penuh dalam menentukan arah kebijakan organisasinya. Arah kebijakan organisasi yang dibuat secara independen merupakan perwujudan dari masyarakat kampus yang demokratis, yang memiliki wewenang penuh dalam menjalankan aktivitas di dalam fungsi dan bidang masing-masing. Oleh sebab itu tanggung jawab aktivitas mahasiswa yang diselenggarakan oleh organisasi kemahasiswaan tetap di tangan organisasi kemahasiswaan itu sendiri.
Tetapi perlu diketahui bahwa pimpinan perguruan tinggi adalah penanggungjawab sistem yang ada di kampus. Pola hubungan yang dikembangkan antara organisasi kemahasiswaan dan manajemen kampus adalah pola hubungan kerjasama dalam suasana saling menghormati dan saling bertanggung jawab dengan dilandasi aturan hukum dan moral yang disepakati bersama. Dengan kata lain, hubungan yang diharapkan adalah hubungan yang demokratis dan saling menghormati posisi masing-masing sehingga organisasi kemahasiswaan tetap memiliki hak penuh untuk menentukan arah kebijakan dan sistem organisasinya.
Secara teknis hubungan organisasi kemahasiswaan dengan manajemen kampus terbagi menjadi 3 (tiga) pola. Pertama, untuk hal-hal yang merupakan kepentingan mahasiswa sepenuhnya maka menjadi wewenang penuh organisasi kemahasiswaan. Dalam konteks ini, manajemen kampus memiliki fungsi partisipatif untuk memberikan masukan. Contoh: (1) Penentuan arah kebijakan dan tata organisasi intern organisasi kemahasiswaan; (2) Pemilihan, pengangkatan dan pertanggungjawaban badan kelengkapan organisasi kemahasiswaan; (3) Pelaksanaan dan pengawasan aktivitas program organisasi kemahasiswaan.
Yang kedua, untuk hal-hal yang merupakan irisan antara kepentingan manajemen kampus dan organisasi kemahasiswaan memerlukan koordinasi dan kesepakatan antara kedua belah pihak. Contohnya: penyelenggaraan kegiatan yang diselenggarakan oleh kedua belah pihak dan pemakaian fasilitas fisik kampus.
Yang ketiga, untuk hal-hal yang merupakan kepentingan manejemen sepenuhnya. Hal ini merupakan wewenang manajemen sepenuhnya dan organisasi kemahasiswaan hanya berperan partisipatif dan memberi masukan. Contohnya: (1) Penentuan kebijakan akademik perguruan tinggi, seperti; kurikulum, sanksi akademik, biaya pendidikan dll; (2) Penentuan kebijakan tata organisasi manajemen; (3) Pengelolaan fasilitas fisik kampus.
Posisi organisasi kemahasiswaan memiliki peran yang strategis bukan hanya untuk mengembangkan potensi diri tetapi juga untuk menyiapkan diri sebagai pemimpin masyarakat di masa depan. Akhirnya, semoga organisasi kemahasiswaan dapat mendorong lahirnya insan akademik yang cerdas dan kompetitif serta berahlakul karimah. Amien..!!

Kritik, Tanda Sebuah Kesetiaan


Pernahkah anda dikritik ?. Bila pernah, kapan ? dan bagaimanakah rasanya ?. tentu tidak mengenakan bukan ? sakit dan benar-benar sakit rasanya. Apalagi jika disampaikan di depan banyak orang dengan kata-kata yang kasar. Rasanya dunia ini seperti runtuh. Kita seperti kehilangan muka dan hancur harga diri. Muka memerah dan malunya bukan kepalang. Tetapi tidak semua kritik itu benar. Tidak semua omongan orang itu baik untuk kita. Ada yang menyesatkan dan ada pula yang sengaja memancing emosi kita untuk mengotori kehidupan kita. Oleh karena itu, sebaiknya kita berhati-hati dan jangan sampai kita terpancing.
Kritik ditujukan kepada semua sisi. Tidak peduli apakah itu hal yang baik ataupun hal yang buruk. Segala sesuatu yang baik tidak luput dari kritikan apalagi yang buruk akan banyak mengundang kritikan pedas berupa hujatan ataupun makian. Banyak cara orang menyampaikan kritik, dari yang paling ringan berupa guyonan, sindiran yang menyayat hati. Bahkan bisa sampai berupa makian, cemoohan dan cacian yang menghancurkan harga diri.
Tetapi perlu diingat jangankan kita sebagai manusia yang sering terpeleset dalam kesalahan dan kekhilafan, Allah Sang Pemurah saja sering mendapatkan kritikan dari orang-orang yang bodoh lagi pandir. Meskipun kita selalu melakukan perbaikan, memberi dan mencoba untuk membangun kritikan takan pernah usai menerpa kita. Kritikan takan pernah berhenti menusuk hati kita sebelum jasad masuk liang lahat, sebelum jiwa naik ke tangga langit.
Kritik ada yang disampaikan dengan tujuan membangun dan pula yang disampaikan untuk sekedar menjatuhkan. Terkadang orang mengkritik dengan maksud baik, dengan cara memberikan masukan. Tetapi cara penyampaian yang kurang tepat dapat menjadikan kritik tidak sebaik tujuannya. Jika kritik itu disampaikan dengan cara yang tidak santun meskipun tujuannya baik tentu orang akan tersinggung dan marah. Baik buruknya sebuah kritik dapat dilihat dari isi kandungannya dan adab dalam mengkritik.
Bagi DR. Aidh al-Qarni kritik adalah suatu bentuk ungkapan penghormatan karena tingginya derajat seseorang. Semakin tinggi derajat dan posisi yang kita duduki maka akan semakin pedas kritikan yang akan kita hadapi. Artinya orang-orang akan semakin peduli dan memperhatikan kita. Segala sikap dan perilaku kita akan terkontrol dan terkoreksi oleh kritikan-kritikan itu. Seperti kata pepatah: ‘semakin tinggi pohon maka akan semakin besar angin yang menerpa’. Tingginya jabatan dan besarnya pengaruh seseorang akan turut menentukan pahitnya kritik yang diterima. Orang yang memiliki pengaruh besar dan mempunyai jabatan tinggi, semisal presiden, pasti akan menuai kritikan yang paling tidak mengenakan. Berbeda dengan rakyat, kritik yang diterimanya jauh lebih ringan.
Kritik hadir sebagai masukan yang menjadikan diri lebih bijak. Dengan adanya kritikan, kita mempunyai banyak referensi untuk menimbang rasa, kita akan mengetahui segala kekurangan kita. Orang-orang pengkritik datang dengan sejuta pustaka untuk dijadikan bahan dalam mengoreksi hidup kita. Segala kelemahan dan kekurangan akan banyak terungkap. Dan kita mempunyai kesempatan untuk mengubah kekurangan menjadi kelebihan.
Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. Kritik dengan kesetiaan bukanlah dua konsep yang menghilangkan. Sesuai dengan sifat manusia yang rasional menghadirkan kritik sebagai bentuk loyalitas untuk mengejar kebenaran hakiki. Bukan membiarkan teman, saudara atau atasan kita tercerembab jatuh pada kesalahan. Kritik juga dapat menguatkan pengetahuan yang dianggap benar seperti konsep yang disuguhkan oleh Nietzsche dengan ‘prinsip transvaluasi dan the will to power-nya’.
Transvaluasi adalah suatu bentuk pandangan yang membaca dari sisi kebalikan yang telah kita ketahui. Dalam konteks ini segala pandangan akan terkoreksi dengan sendirinya. Selain itu, Prinsip The Will to Power adalah bentuk pengakuan terhadap pandangan lain yang merupakan bentuk gentleman seorang intelek dalam menghadapi lawan bicaranya. Namun perlu ditegaskan disini bahwa kedua prinsip ini akan mempertegas dan memperjelas baik buruknya pandangan kita. Tetapi bisa juga justru menyelamatkan kita dari kesalahan pandangan yang kita pegang.
Kritikus adalah seorang peneguh sekaligus penyelamat. Mereka akan semakin menyakinkan atas keraguan dikarenakan pemahaman kita yang kurang mendalam. Mereka juga ibarat sirene yang akan berbunyi jika dalam keadaan bahaya. Kritik segera datang jika kita akan melakukan kesalahan. Ia sebagai kontroler yang setia pada hidup kita. Berterima kasih lah pada orang yang setia mengkritik kita karena ia telah mengingatkan kita dengan cara-cara yang elegan. Berterima kasih lah pada orang yang setia mengkritik kita karena ia telah mengajarkan kita bagaimana caranya hidup yang lebih bijak. Tiada orang yang lebih setia pada kita kecuali para kritikus yang etis.

Rabu, 10 Agustus 2011

Job Description Panitia OSMA 2011

Job description ini berisi pokok-pokok kegiatan yang menjadi tanggung jawab masing-masing bagian. Namun secara umum kegiatan OSMA ini menjadi tanggungjawab bersama dan pelaksanaanya dilakukan dengan prinsip saling mengisi dan saling membantu. Adapun pokok-pokok kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut ;

Stering Commite
1. Bertanggungjawab terhadap konsep kegiatan OSMA
2. Memberikan penjelasan mengenai konsep OSMA kepada OC
3. Memberikan sanksi pada peserta OSMA yang melanggar peraturan OSMA
4. Melakukan Controling selama kegiatan OSMA
5. Melakukan penilaian terhadap peserta

Organizing Commite
Ketua
1. Memimpin rapat, briefing dan kegiatan OSMA
2. Memotifasi dan mengarahkan aktifitas serta bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan
3. Mengambil kebijakan teknis dan strategis

Sekretaris
1. Mendampingi kegiatan Ketua
2. Menggantikan fungsi, tugas dan tanggungjawab ketua, jika berhalangan hadir
3. Menjadi sumber data dan informasi kegiatan
4. Menyiapkan proposal, LPJ, surat-surat, agenda rapat dan kegiatan

Bendahara
1. Membantu ketua dan Sekretaris dalam mengatur keuangan
2. Menyimpan dan mengontrol penggunaan dana kegiatan
3. Membuat laporan keuangan
4. Membantu menyiapkan alat dan bahan kegiatan


Sie. Kesekretariatan
1. Membantu tugas sekretaris
2. Bertanggung jawab pada sertifikat dan absen
3. Menyiapkan contoh tanda pengenal peserta, tas punggung OSMA 2011, banner dan co-card
4. Menjaga dan memelihara arsip kegiatan
5. Menjadi koordinator pemandu

Sie. Apel
1. Menyiapkan apel pagi dan sore hari
2. Memimpin senam pagi
3. Koordinator pengecekan kelengkapan peserta
4. Menginventarisir perlengkapan peserta yang harus dikumpulkan


Sie. Humas
1. Bertanggungjawab dalam hal tamu undangan
2. Membagikan surat undangan internal dan eksternal
3. Mendampingi pemateri dalam kegiatan jika diperlukan
4. Membantu menyiapkan alat dan bahan kegiatan
5. Menyediakan transportasi peserta

Sie. Acara
1. Bertanggung jawab dalam keberlangsungan acara kegiatan
2. Menyusun rancangan susunan acara
3. Menyiapkan petugas acara
4. Memandu jalannya acara dan mengisi pra-acara
5. Menyiapkan peserta OSMA yang akan disemat menjadi mahasiswa
6. Menghubungi pemateri

Sie. Pubdekdok
1. Mempublikasikan kegiatan baik melalui pengumuman secara langsung maupun melalui internet
2. Mengatur penataan tempat dan alat kegiatan
3. Mendokumentasikan kegiatan

Sie. Konsumsi
1. Menyediakan konsumsi bagi tamu undangan, panitia dan peserta
2. Mengatur distribusi konsumsi
3. Membantu menyiapkan alat dan bahan kegiatan
Sie. P3K
Menyiapkan drakbar
Menyediakan obat-obatan
Mengatur penanganan pasien
Standby dalam hal pertolongan

Sie. Lomba Seni & Hiburan
1. Merancang kegiatan orseni dan lomba serta hiburan
2. Memandu jalannya kegiatan orseni, lomba dan hiburan
3. Menyiapkan perlengkapan orseni, lomba dan hiburan
4. Menyiapkan hadiah perlombaan

Sie. Perlengkapan
1. Menyiapkan alat dan bahan kegiatan
2. Mengiventarisir perlengkapan peserta OSMA yang dikumpulkan kepada panitia
3. Membantu sie. Konsumsi dalam hal distribusi makanan

Sie. Tatib & Keamanan
1. Mengatur keamanan dan ketertiban kegiatan
2. Membantu menyiapkan alat dan bahan kegiatan
3. Menjaga keamanan di pintu gerbang

Corps Pemandu
1. Mendampingi kelompok yang dipandunya selama kegiatan
2. Mengabsen peserta sesuai dengan kelompok yang dipandunya.
3. Membantu mengumpulkan tugas peserta
4. Mendorong peserta saling kenal antara peserta dengan peserta, peserta dengan panitia, peserta dengan dosen dan peserta dengan lingkungan kampus
5. Mengajarkan lagu-lagu OSMA
6. Mendorong peserta untuk aktif dan berprestasi dalam kegiatan OSMA
7. Memberikan informasi seputar kampus





------------ S E L A M A T B E R T U G A S -------------

Kamis, 28 April 2011

Makna Gerakan Shalat

Begitu banyak hamba yang hafal tujuan hidup dan mengerti adanya kehidupan ini. Namun hatinya gelisah dan kehilangan makna sejati. Kemana arah hidup ini ?. Untuk apa semua ini kita lakukan ?. dan mengapa tidak ada kedamaian. Masih terus dipertanyakan. Manusia menjadi bosan. Berteriak dan bergerak membabi buta mengusir kebosanannya. Shalatnya tak berarti apa-apa, tidak dapat menolong eksistensi hidupnya. Pikiran tak tenang dan hati tak tentram. Padahal shalat adalah obat mujarab penyejuk hati. Cara manusia mencari ketenangan dan memohon pertolongan.
Manusia menjadi keji dan kejam pada diri sendiri. Menyiksa diri dari yang dhahir sampai yang batin Menebar kemungkaran menindas yang lain. Keluarga, teman dekat bahkan orang tuanya sendiri mejadi sasaran yang padahal ia sendiri tidak menginginkannya. Hanya ada satu jalan. Hanya ada satu cara untuk menghilangkan kekejian dan kemungkaran pada diri sendiri dan orang lain. Yaitu dengan cara menegakan badan manusia dalam untaian gerakan shalat. Dan juga menegakan hati manusia dalam perjalanan indahnya shalat menuju Sang Malik.
Gerakan-gerakan Shalat merupakan symbol-simbol ibadah yang mengandung banyak makna. Memahami makna disetiap gerakannya adalah bentuk penyertaan hati dalam gerakan lahir. Doa yang keluar dari mulut harus diikuti ketulusan doa di dalam hati. Saat raga ini ruku, maka hati seorang hambapun ikut ruku. Ketika kepala ini sujud tersungkur dihadapan-Nya, maka hati kitapun sujud merendah di tempat terendah dibawah kuasa-Nya. Inilah shalat yang sesungguhnya. Shalat tidak sekedar ritual belaka. Namun penuh dengan pemaknaan yang mendalam.
Menurut Imam Ghazali makna batin dalam shalat memiliki banyak ungkapan, namun terangkum dalam enam perkara, yaitu kehadiran hati, taffahum (kepahaman), ta’dzim (rasa Hormat), haibah (rasa takut yang bersumber dari hormat), raja’ (penghayatan) dan haya (rasa malu).
Ruh Shalat adalah kehadiran hati. Pikiran tidak terpaling dari apa yang dilakukan dan hatinya tetap mengingat akan apa yang tengah dihadapinya atau dilakukannya. Kehadiran hati bukanlah sebuah keterpaksaan tetapi sebuah keterpanggilan pada perhatian utama.
Kapahaman. Hamba yang sedang shalat mengetahui maksud setiap gerakan dan ucapan yang dilakukannya.
Rasa Hormat. Rasa hormat akan hadir dengan sendirinya bila seorang hamba berma’rifat terhadap keagungan dan kemuliaan Allah.
Rasa takut dari rasa hormat. Keadaan jiwa yang lahir dari ma’rifat akan kekuasaan, hukuman dan pengaruh kehendak-Nya pada seorang hamba.
Harap. Seorang hamba mengharap dari adanya janji-janji Allah dan pengetahuan tentang kelembutan-Nya, keindahan ciptaan-Nya, dan keluasan ciptaan-Nya.
Pembuka Shalat
Pembuka Shalat adalah bersuci. Rasulullah saw bersabda : “ Pembuka shalat itu adalah bersuci, pembatas antara yang boleh dan tidaknya dilakukan waktu shalat adalah takbir, dan pembebas dari keterikatan shalat adalah salam. (HR. Abu Daud At Tarmidzi)
Bersuci sebelum shalat ialah dengan berwudhu. Rasulullah bersabda : “ Apabila seorang hamba berwudhu, lalu berkumur, maka dikeluarkanlah (dihapuskan ) kesalahan-kesalahan itu dari mulutnya. Apabila memasukan air ke rongga hidung, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari hidungnya. Apabila ia membasuh wajahnya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan yang ia perbuat dari wajahnya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi keluar dari bawah tempat tumbuhnya rambut dari kedua matanya. Apabila ia membasuh dari kedua tangannya, maka kelaurlah kesalahan-kesalahan itu dari kedua tangannya, sehingga kesalahan yang pernah terjadi keluar dari bawah (celah) kukunya. Apabila ia mengusap kepalanya, maka keluarlah kesalahan itu dari kepalanya, sehingga kesalahan-kesalahan tersebut keluar dari telinganya. Apabila membasuh kedua kakinya, maka keluarlah kesalahan tersebut dari dari kedua kakinya, sehingga kesalahan yang pernah dilakukan keluar dari bawah kuku-kuku kedua kakinya. Kemudian perjalanannya ke masjid merupakan nilai ibadah tersendiri baginya ( H. R. Imam Malik, An Nasai, Ibnu Majah dan Al Hakim ).
Wudhu adalah proses penyucian dhahir dan batin dari segala kesalahan dunia dan akherat, untuk menghadap Allah dengan cara membasuh anggota badan tertentu -yang ditetapkan Syara-, dengan mengunakan air suci dan mensucikan. Wudhu tidak hanya diperuntukan bagi dhahirnya saja tetapi juga batin seorang hamba disucikan dalam setiap gerakan wudhu.
Menghadap Kiblat
Firman Allah ;
“ dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah masjidil haram.” ( Q.S. 2: 149 ).
Shalat haruslah menghadap kiblat. Karena ini adalah syarat sah shalat. Jika tidak mengetahui arah shalat maka bertanya pada orang yang mengetahui. Apabila tidak ada orang yang mengetahui maka hendaklah berijtihad. Dalam keadaan seperti ini shalatnya akan tetap sah.
Saat akan melakukan shalat terlebih dahulu seorang hamba berdiri menghadap ke kiblat dari ujung rambut hingga ujung kaki. Badan tegak dan lurus ditopang dengan kaki dengan kokohnya. Muka menunduk penuh rasa kagum dan patuh. Kepala menghadap tempat sujud. Tangan rileks sambil bernafas dengan tenang alami tanpa keterpaksaan. Melupakan semua urusan duniawi, yang ada hanyalah Allah semata.
Kiblat ditentukan oleh Allah untuk menyatukan umatnya (sir al wahdah). Ini mengandung makna mendalam tentang konsep menjaga persatuan dan kesatuan umat islam. Namun makna mengadap Allah tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu, karena hamparan di bumi adalah tempat menghadap Allah (QS. 2: 115).
Niat
Niat adalah ketetapan hati untuk melaksanakan ketaatan, baik karena pengharapan atau ketakutan. Dalam niat berarti kesengajaan untuk mengerjakan, menghambakan diri kepada Allah serta menguatkannya di dalam hati.
Niat itu tidak hanya diucapkan tetapi harus merasuk ke dalam hati. Tindakan ini merupakan ungkapan ketulusan untuk melakukan sesuatu tanpa paksaan. Amalan shalat tidak sah apabila tanpa niat. Rasulullah bersabda; “semua amalan bergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya”. (HR. Bukhari, muslim)
Dengan niat berarti tubuh dan ruh seorang hamba telah berdiri. Shalatlah dengan penuh keikhlasan, penuh pengharapan akan ampunan dan pahala-Nya.
Gerakan shalat dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Di dalam gerakan itu terdapat banyak makna yang mendalam dalam symbol-simbol gerakan. Gerakan-gerakan itu harus dipahami seorang hamba agar batin dan raganya bergerak seirama dalam memuji dan memohon kepada Sang Raja diraja. Sehingga seorang hamba memanen manfaat keberkahan yang tiada bandingnya.
Takbiratul ihram
Takbiratul ihram dilakukan dengan cara mengangkat tangan hingga sejajar dengan telinga sambil mengucapkan lafadz takbir “Allahu Akbar”. Ketika mengucap Allahu Akbar hati seorang hamba menutup semua dari selain Allah. Menutup semua pendengaran, yang ada hanya keaysikan menghadap sang Kuasa. Yakin seyakin-yakinnya akan keagungan Maha Raja pencipta alam raya. Tidak ada yang dapat dijadikan tempat bergantung dan memohon belas kasihan, kecuali Allah.
Imam asy Shadiq berkata :
“ Jika engkau bertakbir, maka anggaplah semua yang ada di antara langit dan bumi sebagai remeh, kecuali kebesaran-Nya. Karena jika Allah melihat hati hamba yang sedang bertakbir, sementara di dalamnya terdapat sesuatu yang memalingkannya dari hakikat takbir, maka Dia berkata : “Wahai pendusta, apakah engkau akan menipuku ? Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku haramkan bagimu manis berzikir kepada-Ku, kutabiri engkau dari kedekatan kepada-Ku, dan dari munajat kepada-Ku.”
Setelah bertakbir, seorang hamba kemudian bersedekap. Tangan kanannya di atas tangan kiri. Dengan penuh harap dan cemas. Wajah dhahirnya menghadap kiblat namun wajah hatinya menghadap ke Allah dengan mengagumi kekuasaan-Nya.
Semua harta, jabatan dan kekuasaannya, semuanya dilepaskan dari pikiran. Seorang hamba mengakui semuanya berasal dari Allah dan tidak ada yang pantas untuk dibanggakan di hadapan-Nya. Yang ada hanya berpasrah memohon belas kasihan agar tetap dibimbing dalam jalan ridho-Nya. Seorang hamba mengakui bahwa apapun yang ia kerjakan di dunia ini hanya semata-mata mencari ridhlo Allah. Hidupnya bukan untuk mencari kesenangan duniawi tetapi untuk mengabdi kepada Allah semata.
Ruku
Ruku ialah membungkukan badan dengan cara mengangkat tangan dengan bertakbir kemudian kedua tangannya memegang lutut. Antara punggung dan kepala rata. Dengan kata lain, permukaan badan dan kepala sama rata. Ketika seorang hamba melakukan ruku posisi hati dan akal sama rata. Posisi ini menyimbolkan bahwa pikiran manusia dan petunjuk Allah saling membantu dan bekerja sama secara sejajar.
Ruku adalah adab, dan sujud adalah kedekatan. Sebelum sujud melakukan ruku terlebih dahulu. Apabila adabnya bagus maka seorang hamba layak untuk sujud. Barangsiapa tidak membaguskan ruku maka ia tak layak untuk sujud. Maka ruku harus dengan khusu’ penuh kerendahan diri dan kerendahan hati. Punggung harus rata dan menjaga diri dari bisikan syetan.
I’tidal (berdiri dari ruku)
I’tidal adalah bangkit dari ruku dengan mengangkat punggung dan kepala ke posisi semula. Saat ruku, seorang hamba menyadari bahwa “tiada daya dan upaya kecuali dari Allah.” Semua gerakan merupakan anugerah dari Allah. Tanpa anugerah manusia tidak akan mampu berbuat apa-apa. Termasuk shalat untuk menghadap-Nya.
Kemudian seorang hamba yang bangkit dari ruku dengan memuji Allah yang maha mendengar. Manusia kembali memohon limpahan rahmat sambil hati dan lisannya terus memuji dengan pujian yang terbaik.
Sujud
Sujud ialah meletakan dahi dan hidung ketempat sujud setelah telapak tangan lutut dan jari jemari dengan tu’maninah. Saat sujud, posisi kepala (rasio) lebih rendah daripada posisi hati (petunjuk Allah). Dengan kata lain, petunjuk Allah lebih utama daripada pemikiran manusia. Manusia harus tunduk dengan ketetapan Allah. Akal yang merupakan anugerah harus dijadikan instrumen untuk menjalankan perintah-Nya.
Sujud adalah posisi yang sangat dekat dengan sang Pencipta. Tidak ada yang lebih dekat dengan Allah kecuali orang-orang yang memperbaiki kedekatannya saat sujud. Tiada dekat dengan Allah bagi orang-orang yang menyia-nyiakan kemulian dan beradab buruk saat sujud. Manusia harus sujud dengan hati dan pikirannya karena manusia menyadari bahwa dia berasal dari tanah yang selalu diinjak-injak oleh mahluk. Dan bahwa Allah mengambilnya dari nutfah yang kotor kemudian menciptakannya dari ketiadaan.
Duduk di antara dua sujud (duduk iftirasy)
Duduk di antara dua sujud dilakukan setelah sujud pertama dan sebelum sujud kedua. Kaki kiri dihamparkan dan kaki kanan ditegakkan. Duduk iftirasy ada di tiap-tiap rakaat.
Pada posisi ini seorang hamba melakukan permohonan yang terkandung dalam doa dengan penuh kerendahan hati. Seorang hamba memohon ampunan atas segala kesalahan, memohon belas kasihan dengan meminta kecukupan atas segala kekurangan. Memohon diangkat derajat dari kehinaan, memohon keberkahan rezeki, kemudian memohon petunjuk agar tidak congak dan sombong atas rezeki yang diberikan. Mengharap kesehatan dan memohon ampunan kepada Allah yang maha pengampun.
Tasyahud awal dan akhir
Duduk tasyahud awal ialah dengan cara duduk diatas kaki kirinya. Dan duduk tasyahud akhir ialah dengan cara sedikit memajukan kaki kirinya sehingga duduk di atas lantai. Kedua tangan diletakan di atas lututnya dan mengangkat telunjuk tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya dihamparkan di atas lutut.
Tasyahud adalah posisi dimana seorang hamba mengakui dan menyatakan kehambaannya di hadapan Allah sang Pencipta. Seorang hamba menyadari bahwa Allah lah yang menciptakan kita semua di alam semesta ini. Dan seorang hamba menunjukan penghambaanya secara lahir maupun batin. Dengan hati dan fikirannya. Segala penghormatan, shalawat dan kalimat yang baik bagi Allah dengan tulus disampaikan dalam posisi itu.
Ar Rahman dikenal dan disembah melalui nabi. Nabi mengenalkan Allah pada umatnya dan menjadi teman dalam berma’rifat kepada-Nya. Pribadi nabi hadir dalam shalat, seorang hamba mengucap salam dengan memohonkan keselamatan, rahmat dan keberkahan kepada-Nya. Seorang hamba yakin, Allah membalas salam dengan balasan yang terbaik.
Posisi ini seorang hamba juga mengucap salam untuk orang-orang yang shaleh. Memberikan penyaksian wahdahniyahnya Allah dan kerosulan nabi. Kemudian di akhiri dengan doa-doa permohonan.
Salam
Memberi salam ialah dengan cara menoleh ke kanan dan ke kiri sampai terlihat pipi kanannya dan pipi kirinya. Salam adalah pertanda berakhirnya shalat. Pembebas dari apa-apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam shalat.
Salam dengan menengok ke kanan adalah salam yang diberikan kepada malaikat dan hamba-hambanya yang shaleh. Salam adalah kata yang dititipkan Allah kepada umatnya. Salam bermakna aman. Bahwa setiap permohonan telah aman dari hijab yang menutupinya.
Shalat adalah bentuk tegur sapa indah dengan Allah yang maha lembut. Sebuah perjalanan berjumpa dengan raja yang maha sempurna. Sebuah obrolan mesra yang penuh dengan kenikmatan. Tidak ada yang mampu menandingi kenikmatan hakiki dekat dengan Allah azza wa jalla.
Seorang hamba yang mampu melakukan shalat dengan baik akan menjadi wali Tuhan di muka bumi. segala pikiran dan sikapnya merupakan cerminan sifat-sifat mulia Sang Pemurah. Indah dipandang mahluk lain. Menawan disawang alam semesta. Menjadi cahaya dalam kegelapan. Menjadi penentram dalam kegundahan. Semua kata-kata yang keluar dari mulutnya sungguh indah untuk didengar. Tindakannya begitu lembut dan selalu dalam bimbingan Sang Maha Lembut. Itulah cerminan insan yang sukses dalam shalatnya. Sukses dalam shalat adalah sukses dunia dan akherat. Semoga kita sukses dalam Shalat. Amienn… !!

Senin, 17 Januari 2011

Workshop Jurnalistik

Berangkat dari kesadaran mahasiswa akan pentingnya pers kampus, UKM Jurnalistik berinisiatif menyelenggarakan workshop jurnalistik. Workshop Jurnalistik ini akan mengangkat tema tentang “Strategi Pembuatan Majalah Kampus”. Workshop perdana ini bersifat tertutup, yaitu khusus bagi mahasiswa STKIP Islam Bumiayu. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali potensi mahasiswa di bidang jurnalistik. Follow Up dari kegiatan ini adalah tumbuh kembangnya pers mahasiswa yang peka terhadap dinamika kampus.
Workshop ini akan berlangsung setelah Ujian Semester ganjil. Tepatnya pada hari Minggu, 30 Januari 2011. Dan berlangsung dari pukul 08.00 sampai pukul 15.00 WIB. Bertempat di ruang 2 STKIP Islam Bumiayu. Durasi pelaksanaan sengaja dibuat cukup lama agar mahasiswa dapat menggali pengetahuan dan ketrampilan terkait tema secara mendalam. Namun demikian, untuk mengurangi kejenuhan peserta diberi kesempatan untuk beristirahat selama 30 menit sembari menyantap coffee break dari panitia.
Pemateri yang akan hadir adalah Bapak Wahyu, S.Pd.I. Beliau adalah ketua UKM Jurnalistik pada masa kuliahnya. Majalah yang beliau garap adalah majalah OBSESI. Majalah yang merupakan majalah kampus STAIN Purwokerto.
Pemateri akan menyajikan materi yang cukup luas. Kisi-kisi materinya ialah konsep kerja jurnalistik, metode penggalian data, teknik penulisan berita, news, views dan teknik pembuatan majalah. Di dalam materi news akan dibahas tentang Straight news, Depth news, dan feature news. Sedangkan untuk konten views berisi Special article, Colum, Feature article, dan editorial. Selain sajian materi, peserta akan mendapatkan beberapa fasilitas yang cukup menarik. Peserta akan mendapatkan sertifikat workshop, Coffee break dan doorprize.
Pendaftaran dibuka mulai dari tanggal 10-25 Januari 2011. Namun pendaftaran akan ditutup jika jumlah peserta sudah memenuhi kuota yang ditentukan. Jumlah peserta yang ditentukan panitia ialah sebanyak 40 orang.
Calon peserta dapat mendaftar dengan cara menyerahkan formulir yang telah diisi dan menyerahkan biaya pendaftaran. Calon peserta dapat memperoleh formulir pendaftaran pada brosur yang dibagikan di tiap-tiap kelas. Biaya pendaftaran ialah sebesar Rp 5.000,-. Biaya itu akan digunakan untuk pengadaan sertifikat dan doorprize.
Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
1) M. Arifin (085741120042)
2) Sri Fatikha (085647723274)


By: UKM Jurnalistik
STKIP Islam Bumiayu